PENANGANAN PELESTARIAN
4.1.
Rekomendasi
a.
Pemilihan
Solusi Desain
Solusi desain yang dipilih untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada terdiri dari beberapa hal diantaranya :
·
Memperbaiki
lansekap di sepanjang koridor Jalan Pemuda Depok menjadi menarik dan
menimpulkan kesan kota tua bergaya kolonial Belanda
·
Menambah
fasilitas penunjang dalam rancangan pusat informasi.
·
Membuat lahan
parkir agar pengunjung / wisatawan tidak menggunakan badan jalan lagi untuk
memarkirkan kendaraan mereka.
·
Menggunakan
elemen bangunan yang sama ataupun dengan model baru namun tidak menghilangkan
kekhasan yang ada pada bangunan eksisting
b.
Delinasi
(Batas Perencanaan)
Deliniasi memberi gambaran mengenai
ruang lingkup, dan perbedaan suatu bidang dengan bidang lainnya. Berdasarkan
Perda No. 9 Tahun 1999 Tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan
dan Cagar Budaya, bangunan cagar budaya dari segi arsitektur maupun sejarahnya
dibagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan A
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan B
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya
Golongan C
Tolak Ukur
Bangunan Pemugaran
a) Nilai
sejarah
b) Usia /
Umur Lingkungan
c)
Keaslian
d)
Kelangkaan
e)
Tengeran / Landmark
f)
Arsitektur
Batas Perencanaan ialah berdasarkan
kriteria, Tolak ukur dan terikat terhadap undang-undang yang sesuai dengan
Pengembangan Kawasan Berbasis Konservasi
c.
Rencana
Implementasi
Rencana Pengembangan Kawasan Kota Tua di
Depok berbasis Konservasi ini berada dikawasan situs cagar budaya Depok yang
ada di Jalan Pemuda, Pancoran Mas, Depok.
4.2.
Pemilihan Tema & Konsep
Pemilihan konsep dalam
Pengembangan
Kawasan Kota Tua di Depok adalah
“konservasi”. Salah satu solusi yang tepat dalam menghidupkan
kembali suatu kawasan bersejarah adalah dengan langkah membuat suatu fungsi baru dari fungsi lama pada bangunan-bangunan
tersebut. Langkah ini dikenal dengan
istilah adaptive re-use yang kemudian disandingkan dengan konsep konservasi.
Bahkan beberapa negara di dunia, sudah cukup
lama menggunakan adaptive re-use sebagai upaya menyelamatkan aset bersejarah dan dapat dikategorikan berhasil. Tetapi tidak selamanya langkah ini mudah
dilaksanakan, karena pada umumnya akan muncul kendala yang menyebabkan
hilangnya nilai-nilai sejarah. Hal ini dapat terjadi jika keaslian dari bentuk bangunan
sengaja dihilangkan atau mendapatkan respon negatif dari pihak luar.
5.
Definisi dan Interpretasi Tema dan konsep
Konservasi adalah proses merawat sebuah tempat,
benda, ruang, dan pemandangan, untuk menjaga nilai budaya, estetika, sejarah,
sosial atau spritualnya (Australia ICOMOS Burra Charter, 2013). Konservasi
merupakan proses memahami, memelihara, menjaga, dan jika diperlukan
memperbaiki, mengembalikan dan menyesuaikan fungsi untuk mempertahankan nilai
budaya. Konservasi merupakan sistem yang berkelanjutan yang tidak hanya
memperhatikan aspek arsitektural, namun juga ekonomi dan sosial. Fokus
konservasi adalah sejarah, masa kini, dan masa depan bangunan dengan mempertimbangkan:
bukti sejarah, kebutuhan saat ini, dan keberlanjutan untuk masa depan (Orbasli,
2008).
6.
Studi Banding Proyek Sejenis
Gambar 4.1 The Hermitage Hotel
sumber : www.google.co.id
sumber : www.google.co.id
The Hermitage dengan
arsitek Jasin Tedjasukmana dari KIAT Architects, menggunakan pendekatan
preservasi, restorasi, dan revitalisasi. Preservasi dilakukan di bagian-bagian
penting, dimana perubahan tidak diperbolehkan sama sekali. Restorasi dilakukan
pada bagian-bagian penting yang telah rusak, dimana bagian-bagian penting ini
dikembalikan bentuk fisiknya seperti semula sesuai dengan apa yang
disyarakatkan pada status cagar budaya kategori A yang disandang bangunan ini.
Sementara revitalisasi dilakukan dengan mengganti fungsi bangunan menjadi hotel
bintang lima sehingga bangunan bisa hidup kembali dengan fungsi baru tanpa
harus mensyaratkan perubahan fisik sama sekali.
4.3.2.
Status Cagar Budaya
Walaupun telah berubah
fungsi, bangunan The Hermitage merupakan sebuah karya arsitektur yang
“menganggap penting” keberadaan sebuah sejarah masa lalu, dan mengubahnya
menjadi sebuah bentuk yang kontemporer. Keberadaan The Hermitage ini menjadi
sebuah penanda bahwa dengan pendekatan desain yang tepat, keindahan bangunan
tersebut dapat muncul kembali walaupun masa kejayaannya telah lama usai.
7.
Implementasi Tema dalam Perancangan
Impelentasi adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap
baik dan benar. Pada desain kali ini implementasi tema dapat dilihat pada
penambahan fungsi bangunan berdasarkan karakter visual eksterior dan interior
bangunan Kolonial Belanda yang terdiri dari :
·
Denah
·
Dinding
·
Pintu
·
Lantai
·
Atap
·
Plafon
·
Pedestrian
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo,
Supratikno . BEBERAPA PERMASALAHAN PELESTARIAN KAWASAN
CAGAR BUDAYA DAN STRATEGI SOLUSINYA. http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/340/1/BEBERAPA%20PERMASALAHAN%20PELESTARIAN.pdf. Diakses
pada 18 Februari 2018
Jonathans,
Yano. Depok Tempo Doeloe. 2011.
Diakses pada 18 Februari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar